Berbagi Ilmu Berbagi Kebahagiaan

Berbagi Ilmu Berbagi Kebahagiaan

Selasa, 30 Oktober 2012

Protocol TCP IP


Protocol TCP IP

TCP/IP merupakan Protocol Suite Paling Popular Dan Paling Banyak Dipakai
Pada jaringan “wired” LAN, protocol TCP IP adalah protocol yang banyak dipakai pada jaringan baik itu PC to PC, jaringan local berskala kecil dirumah, di perkantoran, skala jaringan medium sampai yang berskala besar pada jaringan redundance yang komplek pada suatu corporate. Dalam setting konfigurasi setiap komputer Windows yang akan anda koneksikan pada jaringan, anda selalu behubungan dengan protocol TCP IP ini.
Protocol TCP IP adalah protocol yang paling banyak dipakai pada jaringan komputer didunia, popularitasnya sangat beralasan dengan fakta bahwa:
  • Scalabilitas dan routable
  • Open standard – bukan hak paten
  • Merupakan standard yang sudah matang dan stabil
  • Hampir semua reset yan sedang berjalan melibatkan technology yang menggunakan protocol TCP IP
  • Merupakan protocol suite yang dipakai di Internet
Ketika anda sebagai administrator jaringan memutuskan untuk menggunakan protocol TCP IP ini dalam perencanaan infrastruktur jaringan, anda sudah bisa menyadari pekerjaan dibalik peng-aplikasian protocol TCP IP ini. Anda harus melakukan konfigurasikepada semua piranti jaringan yang akan tergabung dalam jaringan nantinya. Seperti pemberian IP address unik untuk setiap piranti jaringan beserta semua parameter lainnya. Tentunya dengan menggunakan technology yang sudah tersedia sepertipemberian IP secara automatis sudah tersedia yang akan memudahkan beban administrator. Dengan pemakaian protocol TCP IP ini, tentunya anda sudah memasukkan agenda dalam perencanaan IP address pada jaringan corporate anda mengingat bahwa IP address adalah vital.
  • Setiap segmen jaringan fisik memerlukan address jaringan yang unik pada suatu system jaringan
  • Setiap host pada jaringan memerlukan IP address unik pada segmen jaringan tersebut
  • IP address dibuat berdasarkan ID address jaringan dan ID host
  • Class Address dan subnet mask menetukan berapa banyak host yang bisa dimuat dalam satu segment jaringan
Protocol TCP IP menggunakan IP address untuk mengidentifikasikan computer dalam jaringan. Setiap paket pada komputer yang ditransmisikan protocol TCP IP berisi IP address dari komputer yang akan menerima paket tersebut, sementara router juga menggunakan IP address untuk mem-forward paket kepada tujuan yang tepat (lihat juga artikel tentang jaringan Ethernet).
Jaringan dengan protocol TCP IP mempunyai elemen-2 pokok seperti berikut:
  • Infrastruktur TCP IP
  • Infrastructure inti jaringan
  • Connectivity Internet
  • Layanan DHCP untuk layanan sewa IP address pada jaringan
  • Layanan DNS server
  • Layanan WINS Server
Protocol TCP IP suite
Layanan protocol TCP IP, jika di rujuk pada model OSI ada pada layer Internet dan layer Transport yang membentuk protocol suite TCP IP. Protocol TCP IP merupakan kumpulan protocol membentuk Protocol TCP IP suite.
  • Protocol-2 yang berbeda yang berjalan bersama-sama menggunakan infrastructure yang sama
  • IP, Internet Control Message Protocol (ICMP), Address resolution protocol (ARP)
  • TCP, User datagram protocol (UDP)
  • Protocol-2 applikasi seperti:
    • Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Post Office Protocol 3 (POP3), Internet Message Access Protocol (IMAP)
    • HTTP, FTP
    • Telnet, Secure Shell (SSH)
    • Server Message Block (SMB)
Dalam hubungannya dengan model referensi OSI, protocol TCP IP suite bisa digambarkan dalam diagram berikut ini:
Korelasi Antara TCP IP dan model OSI
Korelasi Antara TCP IP dan model OSI
Komunikasi protocol TCP IP
Ketika informasi melewati turun pada stack-2 TCP IP, setiap layer menambahkan informasi kepada paket data.
o Data applikasi berisi paket-2 data yang sesungguhnya yang akan dikirim ada di layer Application
o Melewati layer Host-to-Host (atau layer transport) paket diberi tagging dengan PORT komputer pengirim dan penerima, apakah itu misal PORT 25 yang merupakan applikasi SMTP (email), PORT 80 untuk applikasi HTTP (internet) ataupun lainnya.
o Kemudian paket ini turun ke layer IP (atau layer network) untuk diberikan tagging address jaringan atau routable address untuk komputer pengirim dan penerima.
o Kemudian paket turun ke layer Network Access, turun pada layer driver jaringan itu sendiri dimana address fisik piranti (address MAC) tersebut di tagging kepada paket untuk komputer pengirim dan penerima.
Dan kemudian disini diputuskan kemana paket data tersebut akan dikirim, bagaimana dikirim dan kemana tujuan nya. Paket di lewatkan dari ujung ke ujung, bisa saja paket ini dari fisik NIC komputer anda ke default Gateway, dan dari sana paket dikirim ke Hop berikutnya, ke hop berikutnya dan terus dari hop ke hop dan untuk setiap hop pada lokasi tertentu, keputusan perlu dibuat kemana paket akan dikirim dan pada titik ujung akhir:
o Paket menuju stack TCP IP keatas stack demi stack
o Informasi dikuliti disetiap stack layer persis seperti diperlakukan disisi pengirim stack per stack Cuma disini bukan ditagging akan tetapi dilepas taggingnya, dikuliti, atau dipreteli diambil intinya saja (jawa:dijokok ontonge tok …hehe…)
Inilah dasar yang harus dipahami dalam protocol TCP IP karena proses ini berlaku dari mulai jaringan PC to PC sampai pada jaringan yang sangat kompleks dalam suatu jaringan corporate global melewati link lintas WAN baik melalui jaringan frame relay, maupunmelewati jaringan ISDN ataupun lewat point-to-point.


Instalasi DHCP Server


Instalasi DHCP Server

Cara Melakukan Setup Dan Konfigurasi DHCP Server, Konfigurasi Scope IP Address, Dan Authorisasi DHCP Server Pada Suatu Infrastruktur Jaringan
Pada artikel sebelumnya sudah dibahas tentang pentingnya peran DHCP server dalaminfrastruktur jaringan windows 2003, begitu juga studi kasus dalam implementasi jaringan windows 2003 juga telah disinggung tentang kebutuhan sebuah DHCP server pada site Guinea Smelter dengan konfigurasi sebagai berikut:
Server Name: GUISML-HR-DHCP1
IP Address: 192.168.101.240/23
DNS servers: 192.168.101.253 dan 192.168.101.252
Scope IP Address: 192.168.100.1 – 192.168.101.254
Subnet mask: 255.255.254.0
Default Gateway: 192.168.101.254
Exclusion: 192.168.101.200 – 192.168.101.254
Perhatikan notasi /23 pada penulisan IP address diatas yang telah dibahas pada design IP address yang berarti jumlah bit “1” untuk subnet mask 255.255.254.0 sebanyak = 23.
Setup DHCP server
Windows server dimana anda akan fungsikan sebagai DHCP server harus diberikan IP address statis yang juga berada pada subnet yang sama dengan konfigurasi Scope DHCP server.
Sebelum sebuah server windows bisa difungsikan sebagai DHCP server, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah instalasi ‘DHCP server role’ terlebih dahulu. Bagaimana caranya?
Anda harus logon sebagai administrator – misal sebagai member dari domain local security group ‘DHCP Administrator’ atau member dari global group ‘Domain admin’ untuk bisa install dan me-manaje DHCP server.
DHCP server role tidak diinstall by default dalam windows, maka kita harus install terlebih dahulu role ini.
Klik Start => pilih ‘Manage Your Server’ => klik ‘Add Or remove a role’ => pilih ‘DHCP role’ => kemudian klik ‘Next’ untuk memulai instalasi role DHCP server, biarkan instalasi sampai selesai.
Atau anda juga bisa menggunakan ‘Windows component wizard’, buka ‘Control panel’ dan dobel klik ‘Add and Remove Programs’ => ‘Add / Remove Windows Component’ => di dalam Networking Services, component DHCP ada dalam sini bersama component DNS.
Setelah selesainya installation wizard anda bisa melakukan verifikasi kalau services DHCP server sudah terinstall dengan benar, dengan jalan membuka tool console administrative DHCP. Untuk mengakses console DHCP, Klik Start => Administrative Tools => DHCP
Dari console DHCP ini anda bisa melakukan konfigurasi DHCP dan memanagenya secara virtual semua fitur yang berhubungan dengan konfigurasi DHCP server anda termasuk Scope, Exclusion, Reservation, dan juga Options.
Authorisasi Server DHCP
Jika DHCP server ini akan di integrasikan kedalam jaringan Active Directory, maka harus di Authorisasi. Yang bisa di Authorized hanyalah domain controller dan member server yang berpartisipasi kedalam active directory. Dan DHCP server pertama kali yang ada dalam suatu system active directory haruslah yang authorized. DHCP server yang ada pada stand-alone server atau workgroup (tidak di Join domain) yang menggunakan Windows server 2000 atau Windows server 2003, tidak bisa diauthorized dalam jaringan active directory. Akan tetapi bisa coexist dalam jaringan ini selama tidak di deploy pada suatu subnet yang ada DHCP server yang sudah authorized, DHCP server ini biasa disebut rogue server. Akan tetapi konfigurasi seperti ini tidak direkomendasikan. Dan jika rogue DHCP server mendeteksi adanya DHCP server yang authorized pada subnet yang sama, maka secara automatis DHCP server ini akan berhenti melayani pemberian IP address kepada clients.
Untuk melakukan authorisasi DHCP server cukup klik kanan pada node DHCP server ini dan pilih Authorize. Akan anda harus menjadi member global security group Enterprise Admins untuk bisa melakukan authorisasi server DHCP.
Konfigurasi Scope
Scope dalam DHCP server adalah pool IP address didalam suatu logical subnet yang bisa diberikan / dipinjamkan kepada clients, seperti 192.168.100.1 sampai 192.168.101.254. suatu IP address yang ditawarkan kepada suatu clients disebut sebagai suatu ‘lease’, dan lease ini akan menjadi active dengan periode waktu tertentu. Clients harus melakukan pembaharuan ‘lease’ jika sudah mencapai 50% periode masa pinjam IP (defaultnya adalah 8 hari). Anda juga bisa secara manual memperbaharui lease IP address ini dengan menggunakan command: ipconfig /renew pada windows prompt.
Untuk membuat scope lakukan klik kanan pada node DHCP server dan pilih ‘new scope’ pada menu Action. Sekaligus anda juga bisa configure fitur-fitur lainnya yaitu:
  • Scope Name Page, anda bisa memberikan nama scope
  • IP Address range page, anda bisa memberikan mulai dan akhir dari cakupan IP address dalam scope ini.
Instalasi DHCP - New Scope Range
Instalasi DHCP – New Scope Range
  • Add Exclusions page, anda bisa memberikan range IP address exclusive yang tidak dipinjamkan kepada clients didalam range scope IP address. misalkan dicadangkan untuk piranti dengan MAC address tertentu.
Instalasi DHCP Server - Exclusion range
Instalasi DHCP Server – Exclusion range
  • Lease duration page, anda bisa menyetel lamanya masa pinjam pakai IP address kepada clients.
Selain konfigurasi Scope diatas, anda juga bisa melakukan konfigurasi Option berikut ini pada page-2 berikutnya dalam wizard instalasi scope ini atau anda bisa melakukannya nanti (setelah selesai instalasi wizaed ini).
Catatan: Jika anda memilih untuk melakukan setting Option setelah selesai wizard, maka anda tidak diberikan kesempatan untuk mengaktifkan scope ini, jadi anda harus melakukan pengaktifan secara manual sebelum scope ini bisa berfungsi.
Apa saja scope option yang bisa diisi?
  • Router (Default Gateway) page, ini adalah opsional untuk memberikan default Gateway Address kepada clients
  • Domain Name and DNS Servers page (opsional), anda bisa memberikan parent domain dan juga DNS server kepada clients.
Instalasi DHCP server - DNS Server Option
Instalasi DHCP server – DNS Server Option
  • WINS server page (opsional), untuk memberikan IP address WINS server. clients menggunakan WINS server untuk resolusi NetBIOS name kepada IP address.
  • Activate Scope page (opsional), pilihan apakah anda menghendaki scope IP ini akan diaktifkan begitu wizard ini selesai.
Semua scope option ini bisa di modifikasi nantinya setelah selesai instalasi wizard melalui console DHCP.
IP Address Range
Anda bisa memasukkan semua IP address dalam scope pada subnet dimana anda mengaktifkan DHCP server, akan tetapi anda juga harus segera meng-exclusion kan semua IP address yang dipakai secara statis kepada semua server atau piranti jaringan lainnya.
Anda juga bisa memilih untuk membatasi IP address scope sampai pada batas dimana IP address dipakai untuk keperluan pemberian IP address statis kepada servers. Misalkan anda akan mencadangkan semua pemakaian IP address statis dari 192.168.101.200 sampai 192.168.101.254, maka scope anda harus berakhir sampai pada 192.168.101.199 saja. Jadi anda tidak perlu repot-2 membuat IP address exclusion. Google confirm.
Link : Pa Aziz Setyawan


KONFIGURASI FRAME RELAY DENGAN CISCO ROUTER

Konfigurasi LAN di Head Office:
Network : 10.10.10.0
Subnet Mask : 255.255.255.0
Jumlah IP Host : 10.10.10.1 sd 10.10.10.254 (254 IP Addresses)
IP PC Server : 10.10.10.2
PC Client : 10.10.10.4 & 10.10.10.5
IP Ethernet Router : 10.10.10.1
Konfigurasi LAN Remote A/Branch Office:
Network : 10.10.11.0
Subnet Mask : 255.255.255.0
Jumlah IP Host : 10.10.11.1 sd 10.10.11.254 (254 IP Addresses)
PC Client : 10.10.11.2 & 10.10.11.4
IP Ethernet Router : 10.10.11.1
Konfigurasi LAN Remote B/Branch Office:
Network : 10.10.15.0
Subnet Mask : 255.255.255.0
Jumlah IP Host : 10.10.15.1 sd 10.10.15.254 (254 IP Addresses)
PC Client : 10.10.15.2 & 10.10.15.4
IP Ethernet Router : 10.10.15.1

Gambar Konfigurasi:
frame-relay.JPG
Konfigurasi Router Cisco Head Office
Konfigurasi Ethernet
RouterHQ#config term
RouterHQ(config)#interface fastethernet 0/0
RouterHQ(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
RouterHQ(config-if)#speed auto
RouterHQ(config-if)#duplex auto
RouterHQ(config-if)#exit
Konfigurasi WAN Serial
Sub-interface for point-to-point connection
RouterHQ#config term
RouterHQ(config)#interface serial 0
RouterHQ(config-if)#encapsulation Frame Relay
RouterHQ(config-if)#Frame Relay LMI-type ansi
RouterHQ(config)#interface serial0.1 point-to-point
RouterHQ(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.252
RouterHQ(config-subif)#frame-relay interface-dlci 50
(contoh jika koneksi ke remote A menggunakan DLCI 50)
RouterHQ(config)#interface serial0.2 point-to-point
RouterHQ(config-subif)#ip address 192.168.1.5 255.255.255.252
RouterHQ(config-subif)#frame-relay interface-dlci 100
(contoh jika koneksi ke remote B menggunakan DLCI 100)
Konfigurasi Routing Statik ke Remote A dan Remote B
RouterHQ(config)#ip route 10.10.11.0 255.255.255.0 s0.1
RouterHQ(config)#ip route 10.10.15.0 255.255.255.0 s0.2
=========================================
Konfigurasi Router Cisco Remote A
Konfigurasi Ethernet
RouterA#config term
RouterA#(config)#interface fastethernet 0/0
RouterA#(config-if)#ip address 10.10.11.1 25.255.255.0
RouterA#(config-if)#speed auto
RouterA#(config-if)#duplex auto
RouterA#(config-if)#exit
Konfigurasi WAN Serial
Sub-interface for point-to-point connection
RouterA(config)#interface serial 0
RouterA(config-if)#encapsulation Frame Relay
RouterA(config-if)#Frame Relay LMI-type ansi
RouterA(config-if)#exit
!
RouterA(config)#interface serial0.1 point-to-point
RouterA(config-subif)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.252
RouterA(config-subif)#frame-relay interface-dlci 50
Routing Statik ke Head Office
RouterA(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0.1
=========================================
Konfigurasi Router Cisco Remote B
Konfigurasi Ethernet
Konfigurasi Ethernet
RouterB#config term
RouterB#(config)#interface fastethernet 0/0
RouterB#(config-if)#ip address 10.10.15.1 25.255.255.0
RouterB#(config-if)#speed auto
RouterB#(config-if)#duplex auto
RouterB#(config-if)#exit
Konfigurasi WAN Serial
Sub-interface for point-to-point connection
RouterB(config)#interface serial 0
RouterB(config-if)#encapsulation Frame Relay
RouterB(config-if)#Frame Relay LMI-type ansi
RouterB(config-if)#exit
!
RouterB(config)#interface serial0.1 point-to-point
RouterB(config-subif)#ip address 192.168.1.6 255.255.255.252
RouterB(config-subif)#frame-relay interface-dlci 100
Routing Statik ke Head Office
RouterB(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0.1
=========================================
Hasil Show Running Configuration 
RouterHQ#sh running
!
inteface FastEthernet 0
ip address 10.10.10.1 25.255.255.0
speed auto
duplex auto
inteface serial 0
encapsulation Frame-Relay
Frame Relay LMI-type ansi
interface serial 0.1 point-to-point
ip address 192.168.1.1 255.255.255.252
frame-relay interface-DLCI 50
interface serial 0.2 point-to-point
ip address 192.168.1.5 255.255.255.252
frame-relay interface-DLCI 100
!
ip classless
ip route 10.10.11.0 255.255.255.0 s0.1
ip route 10.10.15.0 255.255.255.0 s0.2
RouterA#sh running
!
inteface FastEthernet 0
ip address 10.10.11.1 25.255.255.0
speed auto
duplex auto
inteface serial 0
encapsulation Frame-Relay
Frame Relay LMI-type ansi
interface serial 0.1 point-to-point
ip address 192.168.1.2 255.255.255.252
frame-relay interface-DLCI 50
!
ip classless
ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0.1
RouterB#sh running
!
inteface FastEthernet 0
ip address 10.10.15.1 25.255.255.0
speed auto
duplex auto
inteface serial 0
encapsulation Frame-Relay
Frame Relay LMI-type ansi
interface serial 0.1 point-to-point
ip address 192.168.1.6 255.255.255.252
frame-relay interface-DLCI 100
!
ip classless
ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0.1

Pa Aziz

Cara Setting Dynamic DNS


Cara Setting Dynamic DNS


Seperti yang telah saya janjikan, sekarang kita akan bahas mengenai Dynamic DNS. Sederhananya Dynamic DNS adalah suatu service yang memungkinkan setiap adanya perubahan IP Public pada perangkat networking kita (umumnya router) maka secara otomatis si router akan memberitahukan ke penyedia jasa Dynamic DNS ini untuk meng-update alamat domain name kita.Misalnya : pada hari Senin, router kita mempunyai IP Public 125.1.1.1 dan kita daftar DDNS dan misalnya kita gunakan host http://coba.dlinkddns.com, pada saat kita mendaftar, IP 125.1.1.1 akan di-map ke http://coba.dlinkddns.com. Nah pada hari Selasa, kita menghidupkan router dan mendapati IP Public berubah menjadi 125.2.2.2. Pada saat IP berubah maka si router akan "bilang" ke si penyedia DDNS (dalam hal ini dlinkddns.com) bahwa IP-nya sudah berubah, si penyedia DDNS akan segera mengupdate recordnya dan sekarang http://coba.dlinkddns.com tidak menunjuk ke IP 125.1.1.1 lagi tapi ke IP yang baru yaitu 125.2.2.2

D-Link sebagai salah satu penyedia perangkat networking terbesar, bekerja sama dengan salah satu penyedia Dynamic DNS terbesar yaitu DynDNS, membuat layanan khusus Dynamic DNS untuk para pengguna product D-Link, yaitu http://www.dlinkddns.com. Layanan ini bersifat gratis (dan dapat diupgrade ke layanan berbayar). Bedanya dengan layanan DynDNS yang gratis adalah penggunaan dlinkddns lebih simpel.

Disini saya akan membahas bagaimana menggunakan Dynamic DNS pada D-Link Router :

1. Daftar sebuah account di http://www.dlinkddns.com

2. Setelah semuanya selesai, login menggunakan account itu



3. Pilih Add Host



4. Masukkan hostname yang anda inginkan, pada contoh ini saya menggunakan "dlink-id"

aziz_setyawan_h@yahoo.co.id

Pada baris "Browser IP Address", itu adalah alamat IP Public actual anda yang terbaca oleh dlinkddns. Anda bisa men-cek-nya apakah sama dengan IP Public pada Router anda :



Bila sudah sama, masukkan alamat IP tsb ke "New IP Address", lalu klik "Save"

5. Setelah itu host akan ditambah spt dibawah ini :



6. Langkah selanjutnya adalah men-setting D-Link Router, masukkan parameter-parameter kedalam menu DDNS pada D-Link router anda.



Enable DDNS lalu pilih Server Address (pada contoh ini menggunakan dlinkddns.com), masukkan hostname, pada contoh ini : dlink-id.dlinkddns.com, masukkan username dan password account dlinkddns.com anda. Setelah itu "Save Settings",
7. Selanjutnya testing alamat DDNS tsb, disini saya buka remote management pada router yang saya gunakan yaitu DIR-635 pada port 8000. Lalu saya menggunakan koneksi internet lain (contoh disini saya menggunakan 3G), lalu di URL saya ketik http://dlink-id.dlinkddns.com:8000 maka akan terbuka halaman login router DIR-635 saya.


Dynamic DNS ini sangat berguna bila kita mempunyai koneksi internet dengan Dynamic Public IP.

sumber : blog.dlink.co.id


Link : Pa Aziz Setyawan